Sabtu, 04 Mei 2019

Rintihan

Pada sebentang langit kosong, kauceritakan tentang nasib yang membuat kepalan tanganmu hancur dengan darah yang jatuh terkubur

Pada berpasang-pasang mata berhati kosong, kau memelas meminta jatah lima ratus rupiah

Pada botol-botol air kosong, kaupukul, kautendang, kaubuang, sebagaimana jalanan jakarta memperlakukanmu

Pada tempat ibadah kosong, kau mengumpat kunci-kunci pagar yang tak mengijinkanmu membaringkan tubuh barang sebentar

Pada kaleng lem kosong, kausesali aroma tajam yang lekas tenggelam dalam hiruk pikuk udara jakarta yang mabuk

Pada perutmu yang selalu kosong, kausuruh diam, kautinju supaya diam, kau menangis, kau jatuh, kau terpuruk, kau terpinggir, kau tersingkir, kau hilang dari pandangan, kau tak terlihat oleh manusia-manusia yang lewat, kau tersiram debu, kau tak dapat mengadu, kau menyesal, kau terpental, kau kosong, kaulihat semua kosong.


Terry Laksana
2 April 2019
Share:

0 komentar:

Posting Komentar