sejak kemarin
jendela rumahku memprotes minta dibukakan
supaya angin yang datang jauh-jauh
dari negeri selatan bisa masuk bertamu
kubukalah jendela yang merengek itu
angin sejuk langsung masuk bertamu
kutawari minum teh dan kopi
kutawari makan kue dan roti
apa angin ini tersesat dan salah arah
jelas-jelas rumahku menghadap ke timur
dia sudah pasti berbelok
jendelaku juga ia ketok
ternyata di luaran ada banyak orang pemarah
sedang asyik saling mengumpat
saling menghujat
Sang Angin yang sejuk memberitahuku
bahwa ia tak sudi membelai para pemarah
oh, pantas saja
orang pemarah tak ada sejuk-sejuknya
wajahnya selalu merah
hatinya selalu gerah
Terry Laksana
25 Maret 2019
0 komentar:
Posting Komentar